kurikulum
Secara umum
Pandangan tentang kurikulum dan pelaksanaanya pada
saat ini banyak sekali. Menggunakan rencana-rencana yang membutuhkan koordinasi
tingkat tinggi disetiap elemen penyelenggara pendidikan. Pengembangan kurikulum
dimaksudkan sebagai perencanaan untuk membawa siswa ke arah perubahan sesuai
yang diharapkan (perubahan lebih baik) melalui kesempatan belajar yang
direncanakan dan dikontrol. Dari setiap tahapan pengembangan kurikulum dan
pelaksanaannya layaknya sebuah sirklus yang tidak pernah berakhir. Secara garis
besar kita menuju ke tujuan utama kurikulum yang diajarkan, metode serta alat
yang digunakan dalam melaksanakan kurikulum, penilaian terhadap pelaksanaan
keberhasilan serta upaya untuk mengevaluasi (feedback) sebagai tolak ukur perbaikan.
Spesifik pada mata pelajaran matematika
Kurikulum mencakup semua kegiatan yang akan
dilaksanakan selama proses belajar mengajar itu berlangsung hendaknya selalu
mengantongi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum minimal prinsip umum
dan prinsip khusus. Mengapa demikian ? karena pengembangan kurikulum
dalam prinsip umum haruslah relevan, fleksibel, kontinue, efisien dan
efektif. Sehingga hasil yang dicapai dari kurikulum mata pelajaran matematika
adalah ketuntasan belajar (menguasai materi pelajaran).
Menurut Oemar Hamalik (2007) , 12 prinsip
pengembangan kurikulum yang harus diketahui oleh para elemen pendidikan dapat
menjadikan bahan evaluasi kurikulum sekolah untuk dikembangkan. Apabila salah
satunya tidak telaksana , misal butir 1 menyebutkan ‘keseimbangan etika,
estetika, logika dan kinestetika’ maka yang terjadi adalah sekolah
menciptakan peserta didik yang tidak tumbuh sifat-sifat kepribadian sebagai
warga negara, tetapi hanya memiliki intelektual yang tinggi saja yang dimiliki.
Artinya , peserta didik yang seperti itu akan merugikan diri sendiri dan orang
lain. Apabila butir 2 ‘kesamaan memperoleh pengajaran‘ maka akan
terjadiketidakseimbangan antara peserta didik dalam memperoleh pelajaran dan
masih banyak yang lainnya.
Mata pelajaran matematika disekolah memiliki
background yang sudah familiar didengar, yakni ‘sulit dan membosankan’ hanya
menghitung dan menghitung, bermain rumus serta mengolah angka. Kewajiban bagi
semua guru matematika adalah mengubah image matematika melalui pengembangan kurikulum
matematika disekolah agar mudah diterima oleh peserta didik secara baik,
merata, seimbang serta tepat. Program pengembangan kurikulum seharusnya
dievaluasi secara berkala oleh penyelenggara pendidikan mengingat mata
pelajaran matematika memiliki aspek relevansi yang banyak pada mata pelajaran
yang lain, baik kimia, fisika maupun ekonomi. Kesulitan yang cenderung dialami
adalah saat prinsip kontinuitas pada materi pelajaran yang terkandung didalam
matematika tidak telaksana maka akan menyebabkan peserta didik mengalami
penurunan semangat belajar, gangguan psikis serta kogntifnya yang terganggu
mengingat jika rekan sekelasnya lebih menguasai materi ketimbang dirinya.
Karena banyak aspek yang mempengaruhinya. Oleh sebab itu adanya variasi materi
pelajaran minimal memberikan tahapan berpikir yang bertahap.
Menganalisis KTSP
KTSP
merupakan kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi. Pengembangan
Kurikulum umumnya didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris
dan landasan formal.
Kita lihat
saja, Landasan empiris yang terkandung dalam KTSP diantaranya :
- Adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita baik dilihat dari sudut proses maupun hasil belajar.
- Budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda.
- Selama ini peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum bersifat pasif.
Kemudian,
setelah mengetahui landasan yang dibutuhkan dari kurikulum, misal KTSP diatas
maka, dilakukan penyusunan model kurikulum sesuai dengan kebutuhan dengan
mengindahkan konstruksi yang bersifat konstruktif dan konsep.
Empat model
kurikulum , yakni model Kurikulum Akademis, Kurikulum Pengembangan Individu
(Humanistik), Kurikulum Rekontruksi Sosial serta Kurikulum Teknologis. Apabila
dihubungkan dengan konsep dasar pengembangan dan model kurikulum atau
menghubungkan dengan sistem pengembangan kurikulum menurut Oemar Hamalik
(2007), maka KTSP memiliki unsur tersebut yang sekaligus merupakan
karakteristik KTSP itu sendiri, yakni :
- KTSP dapat dikatakan sebagai kurikulum konstruktif sosial. karena salah satu prinsip KTSP, mengembangkan potensi, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dengan lingkungannya (menanamkan identitas nasional).
- Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang beroriantasi kepada disiplin ilmu. Misalnya , struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik serta kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak di ukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran (ketuntasan belajar) .
- KTSP dapat dikatakan sebagai kurikulum pengembangan individu. Hal ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan (guru sebagai fasilitator dan pembimbing).
- KTSP dapat dikatakan sebagai kurikulum teknologis. Lihat saja dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilaian serta pengarahan berdasarkan kepada asas pemanfaatan , pengembangan, penciptaan ilmu dan teknologi.
Pemantapan model kurikulum diikuti dengan
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah kita
ketahui sebelumnya, yakni Sesuai pandangan Oemar Hamalik (2007)
- Tangggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi kan komunikasi (butir 5). Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran isi kurikulum yang memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi kan komunikasi.
- Relevan dengan kebutuhan kehidupan (butir 6). Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
- Berpusat pada potensi siswa (butir 9). Perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik terhadap lingkungannya menjadikan KTSP memiliki prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (tujuan pendidikan nasional – pemusatan belajar pada siswa).
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah (butir 10 & 3). Kurikulum dikembangakan dengan memerhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangaka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Menyeluruh dan berkesinambungan (butir 11). Inti dari kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
- Belajar sepanjang hayat (butir 12). Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan dengan memerhatikan kondisi dan tuntutan keinginan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia yang seutuhnya.
- Dan masih ada banyak lagi penyesuaian KTSP terhadap pengembangan kurikulum sesuai dengan prinsipnya.
Dalam
pelaksanaan kurikulum yang kita ketahui , disetiap satuan pendidikan
menggunakan prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum. Misal penjabarannya
adalah :
- Kurikulum dilaksanakan dalam suasana yang akrab, terbuka , saling menghargai, saling menerima antara pendidik dan peserta didik.
- Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan sumber belajar dan memanfaatkan teknologi sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar.
- Kurikulum memungkinkan peserta didik mendapatkan pengayaan, perbaikan sifat dan lain-lain menuju kerah yang lebih baik dengan mengembangkan potensi yang dimiliki dengan memperhatikan tujuan pendidikan nasional.
- Kurikilum saat ini harus menyesuaikan kebutuhan daerah dengan integrasi identitas nasional.
- Pelaksanaan kurikulum ditujukan untuk pengembangan kompetensi belajar siswa yang didasari oleh pengembangan , potensi dab kondisi. Hal inilah yang sering terlupakan pada pelaksanaan kurikulum , yakni pelayanan pendidikan yang bermutu, seimbang dan kesempatan mengekspresikan dirinya yang terkadang cenderung guru mengekangnya.
Terkadang apa yang telah disesuaikan dengan
prinsip pelaksanaan kurikulum masih mendapatkan kendala. Kendala yang paling
sering muncul selain dari diri guru itu sendiri adalah tahapan ujicoba
dilapangan. Sebab , kurang difokuskan untuk masalah perbaikannya dan belum
merevisi tapi sudah menghasilkan kurikulum baru , meninggalkan kurikulum
lama seharusnya lebih baik merevisi. Selanjutnya pemilihan sampel ujicoba hanya
beberapa sekolah dan itu tidak merata, kurangnya sosialisasi juga menyebabkan
lemahnya ujicoba kurikulum. Dalam proses uji coba ini juga memerlukan biaya
yang banyak biaya dan kendala yang tidak sedikit sehingga mengganggu kurikulum
yang sedang berjalan di sekolah tersebut.
Sumber
http://pmat.uad.ac.id/analisis-kurikulum-matematika-sekolah_1.html
0 komentar:
Posting Komentar